Senin, 23 November 2015

Perjuangan Papah Hebat, Keren

Comeback to Blog me brother.
Perjalanan adalah sebuah kenikmatan yang kita jalani sendiri dan akan menjadi cerita indah di kelak hari nanti. Perjalanan hidup adalah kenyataan yang harus kita jalani, entah itu suka, duka maupun dusta.

Kali ini saya mau menceritakan tentang perjuangan papah yang mencoba merantau ke Jakarta, cerita ini langsung saya dengar dari papah.

Awal mulanya papah tidak boleh merantau ke Jakarta karena keluarga di kampung takut akan keadaan di ibu kota dan takut akan kondisi papah yang kurang, dengan niat papah langsung meluncur ke pelabuhan menuju Jakarta tanpa menghiraukan orang kampung, sesampai nya di pelabuhan papah hanya memegang uang sedikit masuk menyelinap ke dalam kapal tanpa membeli tiket kapal, ketika kapal jalan ada orang kapal masuk dan mengecek tiket kepada setiap penumpang lalu dengan langkah seribu papah langsung menuju kamar mandi dan petugas kapal meminta tiket kapal kepada papah dan apa jawaban papah tiket saya ada di teman saya bangku depan padahal papah ke Jakarta sendiri, sesampainya di pelabuhan Tanjung Priuk papah melihat ada ibu-ibu sedang membawa sapu banyak, ya papah banyak cara untuk turun dari kapal dan berkata kepada ibu-ibu tersebut sini bu saya bawakan sapu nya lantas ibu-ibu tersebut member sapu kepada papah, di tempat pemeriksaan karcis papah jalan agak duluan dari ibu-ibu itu dan berkata kepada petugas tiket tiket saya dibelakang sama ibu-ibu, ini saya bawa barang ibu tersebut, hmm petugas itu pun tertipu dengan papah. Di Jakarta papah mempunyai kakak kandung tapi papah dengan sedikit uangnya memutar otak untuk mencari sebuah masjid sebagai tempat peristirahatannya sementara, hari berganti papah hendak menghampiri kakaknya tersebut, untuk naik angkot pun papah hanya bilang kepada kernet bis bang numpang ya kernet itu pun tidak menagih ongkosnya kepada papah, papah disuruh tinggal dirumah kakaknya tapi memang papah tidak mau menyusahkan orang lain, entah itu saudara atau yang lainnya. Semenjak saat itu papah tidur di depan toko milik orang china, papah tidur hanya beralaskan kardus di emperan toko, di pagi hari papah dibanguni oleh pemilik toko tersebut, map bangun bangun, toko mau dibuka setelah itu papah mulai berkenalan dengan pemilik toko, ternyata pemilik toko itu bisa berbahasa padang dan setelah itu papah ditawari oleh beliau untuk berjualan di depan tokonya, ketika makan siang papah makan di restoran padang, hanya nasi, tahu dan kuah yang papah makan pada saat itu kalau tidak salah harganya Rp. 25,- dan papah tidak lagi tidur di depan toko pada saat itu, papah disuruh oleh pemilik toko tersebut untuk tidur dilantai atas tokonya.

Papah pada saat itu disuruh berjualan berbagai macam perangkat mesin jahit, untuk harganya papah melebihkan sedikit dari harga yang punya toko kasih, dari uang lebih tersebut papah menyisihkannya untuk membuat usaha sendiri dan tidak mau lagi berjualan perangkat mesin jahit, stiker itu usaha papah dan hanya papah yang menjual stiker di daerah situ, kalau tidak salah papah menjual stiker tersebut 2x lipat keuntungannya. Tahun berganti papah dan mamah mencoba mengontrak sebuah rumah dekat dagangannya di Jl. Permata 1, Kel. Kp. Melayu Kec. Jatinegara harga kontrakan pada saat itu Rp. 700,- / 1 tahun, sebuah rumah yang sederhana dan disitu lahirlah kakak saya yang diberi nama Rahmah El Muni, seorang anak perempuan yang manis dan lucu, iya inilah anak yang papah sayangi ketika itu, kontrakan yang sederhana ditambah hadirnya seorang putri didalamnya, anak yang pintar, mandiri dan tidak mau menyusahkan orang tuanya ketika bersekolah, pada saat baru masuk TK kakak saya itu hanya sehari diantar menuju sekolahnya ketika ada tugas pun kakak saya belajar sendiri tanpa dibantu oleh mamah dan hasilnya bagus. Dan papah terus berjualan di Balimester, agak maju usahanya papah mencoba menambah dagangannya menjual ATK, ya kejadian itu datang menghampiri papah pada waktu itu ada Kantib yah kalo sekarang namanya banpol pp, karena pada saat itu mau ada pembersihan karena piala adipura, papah lantas berlari menyelamatkan barang-barangnya dan disembunyikan ke dalam toko mesin jahit yang punya toko pun mengizinkannya, larilah papah ke atas menyembunyikannya.

Dan pada suatu ketika papah pindah kontrakan sekitar tahun 80an masih ditempat dan daerah yang sama tapi cuma berbeda gang, yaitu di gang 6 dekat pohon kapuk, hingga di sekitar 1987 lahirlah anak kedua papah padahal sekitar 1983 papah mempunyai jagoan tapi beliau meninggal pada saat dalam kandungan, di 1987 lahir seorang putra yang diberi nama Rahmat Musthafa, saya pun diceritakan abang saya ini dahulunya begitu aktif sekali anaknya, pada saat itu papah masih sibuk berjualan di tempat yang sama tapi dengan majunya papah membuka jasa percetakan, dengan gigih papah menjalani dan menekuni usahanya, banyak orang yang menilai papah seorang yang hebat.

Di sekitar 1990 digang (yang saya tempati dan tinggali sekarang ini) ada yang ingin menjual rumah lantas dari pundi-pundi hasil dari usaha papah, papah membeli rumah (ini) dengan harga kalau tidak salah sekitar Rp. 3.000.000, ya tinggalah keluarga papah disini. Masih di tahun yang sama lahirlah anak ketiga papah yang di beri nama Mustaqiim (itulah saya), pada saat masih bayi saya ini lucu, gemesin, putih tapi entah kenapa dengan saya sekarang makin hari makin tampan hahahaha becanda sedikit. Dan saya mau cerita sedikit kenapa saya tidak makan nasi hingga saat ini, ini cerita dari mamah dan papah, jadi pada saat bayi saya selau diberikan nasi tim hingga hampir setiap waktu (pagi, siang dan sore) memakan nasi tim, yah mual juga makan begituan terus hingga akhirnya saya jatuh sakit dan makan yang berbentuk nasi pun perut menolaknya (sok banget tuh perut ya hihihi) dan agar dapat masuk makanan dikasih lah mie dan dokter pada saat itu juga mengizinkan tidak apa-apa saya makan mie terus karena ususnya sudah kebal (aneh) dan iya sampai umur sekarang masih seperti dulu, pernah sekitar saya kelas 4 SD di ajak kakak berenang dan dibayari kakak tapi kakak saya itu member syarat kalo mao berenang makan nasi ye ya saya memberanikan diri saja tapi saya juga memberikan syarat juga nasinye nasi KFC ya ya ketika hendak pulang setelah berenang kakak mampir ke KFC dan benar membeli nasi+chickennya. Setelah maghrib saya makan KFC nya dengan keringat dingin memakannya, saya bilang sama mamah mah nasinya setengah aja ya makannya pun tidak memakai sendok melainkan dengan tangan, nasi yang tadinya bulat menjadi setengah dan tidak sanggup saya habisi lalu saya minta jadi dipotong menjadi seperempat bagian nasi, habislah sudah ayam+nasinya, sampai-sampai ada langganan mamah mengasih uang kepada saya, tetangga-tetangga juga mengasih uang kepada saya karena saya makan nasi hore aqiim makan nasi padahal saya menahan rasa mual pada saat itu, keesokan harinya saya langsung sakit dan dibawa kerumah sakit, uang yang tetangga-tetangga pada member pun habis untuk berobat dan saya sakit selama tiga hari (sstttt sudah ya jangan aneh sama saya, saya mah gitu orangnya dikasih nasi juga kabur).

Kembali lagi ke cerita papah, bukan hanya papah saja yang membuka usaha tapi mamah juga membuka usaha nasi padang dirumah.

Pundi-pundi hasil berdagang kaki lima pun berlanjut ketika itu di tahun 1996 sebelum krisis moneter di tahun 1998 papah membeli sebuah toko di Jl. Kebon Pala 1 seharga pada saat itu Rp. 6.000.000 lalu entah setahun atau beberapa bulan kemudian papah membeli toko yang disebelahnya dijadi satukan lah toko yang sebelumnya dengan yang baru. Hingga tahun demi tahun berjalan papah hendak membeli mesin stempel sekaligus mengontrak karyawan untuk pembuatan stempel, saya dan saudara-saudara kandung bersekolah dari hasil usaha papah di tahun 2008 atau berapa gitu karyawan yang papah percayai dan sudah dianggap anak oleh papah berkhianat memang pada saat itu kejadiannya anak dari karyawan itu jatuh sakit dan papah mengizinkan pakai saja uang setoran itu untuk berobat anakmu 2 minggu setelah itu karyawan tersebut tidak datang-datang lagi uang setoran pada saat itu kurang lebih berjumlah Rp. 10.000.000, papah mencoba menghubungi keluarga sekaligus menyambangi kontrakan karyawan itu lalu keluarganya malah tidak tahu dia kemana dan ternyata karyawan (rian) sedang rebut dengan orang tuanya, semenjak kejadian itu karyawan (rian) tidak muncul-muncul dan membawa kabur uang setoran tersebut, papah langsung mengikhlaskan dan mendoakan semoga dia menjadi lebih baik lagi, ya disitu saya marah dan mengancam kalau bertemu dengan orang itu akan saya habisi, papah hanya menjawab jangan biarin aja, lagi pula juga dia udah bantu papah sampe lu semua sekolah mau diapakan lagi ketika orang tua membuat amanat seperti itu. Oke lupakan kejadian itu dan ikhlasi saja, mungkin pada blog sebelumnya saya pernah membuat My Father is Hero setelah lulus sekolah saya berniat kenapa saya tidak bisa, saudara-saudara kandung saya pada kuliah iya saya mulai kuliah di tahun 2009 karena saya disuruh oleh mamah cari tempat kuliah jangan jauh-jauh kasihan papah ngga ada yang bantuin, lu pulang kuliah atau sebelum kuliah harus bantu papah iya kuliah lah saya disebuah Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komunikasi sebut saja STMIK Jayakarta, semenjak awal kuliah hingga saya lulus kuliah, saya membantu-bantu papah. Saya membantu papah juga mendapatkan ilmu bukan hanya tentang Jual-beli tapi bagaimana saya bisa membuat gambar dengan computer (design graphic), membuat stempel dan banyak ilmu yang saya dapat dari membantu papah ditoko.

Ini kejadian pertama kalinya setelah puluhan tahun bahkan abad hanya isu kalau toko papah dan yang berada di Jl. Kebon Pala ingin digusur tapi tidak terjadi hingga akhirnya di belakang toko saya sebelumnya bengkel mobil dan sekarang didirikan ruko ya permainan orang ruko tersebut menjadi bencana bagi papah, orang ruko (pemgembang) membayar/menyogok kepada kelurahan agar toko-toko yang sebaris dengan saya mau dibongkar dengan diberi dana pengganti dari pengembang, ya tidak tahunya antek-antek (Letnan Anton/polisi) wakil lurah (H. Nazimudin, SE) pun memotong dana yang sudah disetujui seharga Rp. 50.000.000 tapi dicatut oleh mereka menjadi Rp. 30.000.000 sebagian dari toko-toko disitu berminat karena sebuah ancaman salah satu dari pemilik toko (menghasut) yang lain agar mau dibongkar, hanya toko papah dan orang depan rumah saya yang tidak menerima uang tersebut, padahal uang tersebut hanya dibayar Rp. 15.000.000 sebagai tanda jadi hingga si pengembang melunasi dan dengan cepat saya resapi karena ada penjualan tanah Negara yang dilakukan pejabat dan pejabat menerima suap, saya sedih dengan Negara ini, Negara ini memang sudah bebas dari penjajah tapi bagi saya Negara ini masih dijajah bukan dari Negara lain atau organisasi yang mengancam melainkan dari rakyatnya sendiri, dan saya pun langsung mencari pembela hukum untuk membantu papah, hanya termakan larut oleh waktu tidak ada gunanya, sampai-sampai ada dari tetangga/pemilik toko di intimidasi oleh polisi yang bernama sebut saja itu letnan anton untuk mengambil sisa uang dari tiga puluh juta tersebut dan ingin dilapori ke polres kalau tidak ingin mengambilnya, bodoh juga orang tersebut mau-mau saja karena itu termasuk pelanggaran hukum yang sudah ada di UUD. Iya kekonyolan antek-antek lurah tersebut tidak membuat saya dan keluarga gentar menghadapinya, sampai-sampai mereka (antek-antek lurah) itu pun mengakui kesalahannya, dan papah tidak mau dengan harga sebesar itu dengan hanya dihitung satu pintu padahal toko papah 2 pintu. Dan setahun kasus seperti ini bergulir tidak ada kesepakatan antara pengembang dengan pembela hukum kami, perlu diketahui karena setiap warga Negara baik orang yang punya atau kurang berhak mendapat pembelaan hukum *tuh kan kayanya gw lebih paham tentang hukum salah masuk kuliah deh*.

Sekitar satu bulan yang lalu papah mendapat undangan dari kecamatan untuk datang kekelurahan dengan membahas tentang Pergub DKI No. 8 tentang saluran air, pada saat yang sebelumnya saja papah sepertinya kepikiran dan sakit mengenai pembongkaran apa lagi ini pemerintah yang menggusur, saya melihat papah lemas badannya. Dan terjadi pada tanggal 23 November 2015 ini yang membuat saya sedih, nangis, kesal dan campur aduk melihat toko yang papah miliki dirubuhi oleh alat berat lalu saya meneteskan sedikit air mata ya Allah kuatkan hamba dan mendengar papah berucap ya Allah dan melihat tetesan air mata keluar dari papah, saya tidak kuat ketika melihat air mata jatuh dari orang tua saya, dibagian paragraph ini saya tidak kuat menceritakan karena inilah perjuangan papah untuk menghidupi keluarganya dengan kekurangan fisik yang papah miliki. Mungkin sebagian pembaca mengetahui yang mana papah saya memang kurang tapi mendapat applause dari teman-temanya karena kegigihannya mencari nafkah untuk keluarganya dan toko ini yang membuat saya mengetahui apa yang namanya hidup dan harus berbuat apa untuk ke depannya. Papah Hebat, Papah melebihi seorang pahlawan Negara sekalipun, perjuangan papah mungkin akan saya balas dan mengganti dengan yang lebih besar toko ini bukan besok atau tahun mendatang melainkan kelak saya akan mempersembahkan untuk papah. Yang sabar pah.

Hidup itu pahit banget men sepahit kopi lampung walaupun ditambahkan gula sedikit tetap saja terasa pahit, mau hidup itu manis percuma tidak akan bisa karena yang pahit akan datang menghampiri kita hanya bisa bersabar, ikhlas dan tawakkal kepada Allah SWT. Semoga kalian terhibur dengan blog ini siapin tisu deh ya buat elap ingus hihihihihi

Senin, 05 Oktober 2015

My Father is Hero

Hari Ayah sedunia dirayakan pada semua orang disetiap tanggal 11 November, disaat itu semua orang memanjakan ayahnya (yang masih ada) mengucapkan selamat hari ayah, dan pokoknya spesial untuk ayah ditanggal itu, buat yang sudah tidak punya ayah (meninggal) mereka hanya bisa mengucapkan lewat do'a-do'a, membuat hidupnya lebih baik yang diharapkan oleh almarhum ayahnya. Tidak semua orang merayakan hari ayah dengan gembira.

Ayah (Papah) bagiku, mungkin jika di flashback banyak in memori yang sangat hebat melebihi dari seorang profesor, ketika papah kesana kemari mencari uang dengan kekurangan papah. Papahku adalah seorang pedagang sejak beliau datang dari padang, papah banting tulang untuk mencari nafkah buat mama dan anak-anaknya, hebatnya papahku adalah dari yang dagang dipinggir jalan, diusir kantib sampai melawan aparat-aparat itu dan di tahun 1996 papah mempunyai sebuah toko kecil hingga kini, dan yang paling hebat bagi papah adalah menyekolahkan anak-anaknya hingga memakai toga semuanya. Iya aku menulis seperti ini rasanya air mata ingin jatuh menetes kebawah tapi aku harus kuat karena itulah hidup yang aku rasakan.

Aku tidak sama dengan orang lain yang merayakan hari ayah di tanggal 11 November bagiku hari ayah adalah setiap saat, setiap detik, setiap hari. Perjuangan papah sangatlah berat untuk menghidupi mamah dan anak-anaknya, aku ingat ketika kejadian saat kecil merengek, menangis minta dibelikan sepeda seminggu berselang aku girang mendapatkan sepeda itu, ketika beranjak dewasa yaitu ketika aku terkena kasus tawuran pada saat SMP dipanggil orang tua disekolahan dan pada saat diruang kepala sekolah papah bilang kepada kepala sekolah "Pak yang namanya mustaqiim kalo bandel lagi jijilin nasi aja pak" ya itu cerita lucunya, aku ngakak sekaligus aku malu. Iya memang aku tidak suka nasi sejak kecil karena papah keseringan membelikanku nasi tim mau tidak mau mamah memberikan ku nasi tim terus sehingga disuatu hari itu aku muntah dan sakit, sejak itulah aku tidak suka nasi, memegangnya saja sudah ogah apa lagi memakannya.

Dan yang paling hebat dari papahku ketika di tanggal 11 November 2014 kemarin aku wisuda, aku sedih karena melihat papah berhasil menjadikan anak-anaknya mendapatkan gelar. Papah your hero in my life, in my world, maaf aku belum bisa berbuat banyak untuk menyenangkan papah dan aku baru bisa menyenangkan dengan cara lain walaupun hasil yang ku dapat tak sebanding perjuanganmu menghidupi ku.
Terima Kasih Papah. "Made For Minds" Blog ini sebenarnya sudah saya buat sebelumnya yang berada di http://mustaqiim06.blogspot.co.id/2014/12/my-father-is-hero.html